Merayakan kehilangan

Mama bagiku adalah nyawa Lebaran dan hari-hari libur atau peringatan lainnya. Beliau selalu yang paling repot menyiapkan segala sesuatunya, terutama makanan. Sukanya repot, begitu biasanya anggapanku. Dan, ya..salah satu keahlian Mama memang memasak. Selain tentu saja kepeduliannya yang tinggi pada hal-hal yang berbau peringatan, entah itu haul (peringatan meninggalnya) Bapak, Ema (nenek), Abah (kakek) dan Mbah.

Lebaran kali ini adalah Lebaran pertama kami tanpa Mama sejak Mama berpulang 82 hari yang lalu. Kami memutuskan untuk berlebaran disini, di rumah peninggalan Mama. Aku tiba disini 2 hari menjelang Lebaran, bersama adik bungsuku, istrinya dan 2 keponakanku. Adikku lainnya yang biasa menempati rumahistrinya ini sudah menunggu kami bersama istrinya.

Sebagai anak tertua, sudah tentu aku menggantikan posisi Mama sebagai perencana dan penyedia hidangan. Beragam rencana sempat hinggap di kepala, tapi yang bisa terealisasi hanya masakan standar Lebaran, yaitu pesor (lontong), sayur godog, semur dan ayam asam manis (yang rencananya mau dipanggang tapi ternyata hanya sampai diungkep dengan bumbunya). Semua ala Betawi, kecuali ayamnya. Berbekal ingatan bagaimana Mama membuat pesor dan , tentu saja, bantuan internet, akhirnya semua bisa tersaji dengan rasa lumayan. Selama ini Mama lah yang menyiapkan semua masakan Lebaran. Kami anak2nya hanya membantu ini itu sesuai suruhan Mama. Belum sempat kuserap semua ilmu Mama dalam memasak.

Perbedaan semakin terasa di hari ini. Hari ini tak ada hantaran makanan dari keponakan atau adik Mama. Pun tak ada tamu berkunjung ke rumah. Kami lah yang berkunjung ke rumah para tetua yang masih tersisa, Amang (adik kandung Mama) dan 2 uwak istri almarhum Kakak Mama. Setelah itu, Lebaran pun “usai”. Kami berganti baju rumah dan leyeh2 dalam suasana sepi. Tidak ada Mama yang cerewet mengingatkan kami untuk makan, dan kerabat yang silih ganti datang berkunjung. Hujan rintik sejak siang masih terus bergemericik di atap. So, here we are in a perfect situation to “celebrate” our loss of Mama.

Leave a comment